Senin, 20 Oktober 2014

KAJIAN ISLAM




1.      al wala wal baro
Yang dimaksud dengan wala’  adalah dekat kepada kaum muslimin dengan mencintai mereka, membantu dan menolong mereka atas musuh-musuh mereka dan bertempat tinggal bersama mereka.
Sedangkan bara’  Maksudnya di sini ialah memutus hubungan atau ikatan hati dengan orang-orang kafir, sehingga tidak lagi mencintai mereka, membantu dan menolong mereka serta tidak tinggal bersama mereka. Oleh karena itu, hendaklah engkau wala’ terhadap ketaatan & orang-orang yang melakukan ketaatan & baro’ terhadap maksiat & kesyirikan & orang-orang yang mempraktekkannya. Orang yang mendapat wala’ secara mutlak, yaitu orang-orang mukmin yang beriman kepada Allah & Rasul-Nya, menjalankan kewajiban & meninggalkan larangan di atas tauhid.
2.       Ikhlas
Dalam mendefinisikan ikhlas, para ulama berbeda redaksi dalam menggambarkanya. Ada yang berpendapat, ikhlas adalah memurnikan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ada pula yang berpendapat, ikhlas adalah mengesakan Allah dalam beribadah kepadanya. Ada pula yang berpendapat, ikhlas adalah pembersihan dari pamrih kepada makhluk.
Abu ‘Ali Fudhail bin ‘Iyadh berkata : “Meninggalkan amal karena manusia adalah riya’. Dan beramal karena manusia adalah syirik. Dan ikhlas ialah, apabila Allah menyelamatkan kamu dari keduanya”.[1]
 .
3.       Allah adalah yang tertinggi
 tiada tuhan selain Allah dengan bukti dalil-dalil tentang nama Allah al 'Aliyy dan sifat Maha Tinggi-Nya. Berikut ini adalah beberapa dalil tersebut:
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ ۖ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. [al Baqarah/2:255]
فَالْحُكْمُ لِلَّهِ الْعَلِيِّ الْكَبِيرِ
Maka putusan (sekarang ini) hanyalah pada Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. [Ghafir/40 :12).
Ayat ini dengan tegas menjelaskan nama Allah 'Aliyy, 'Azhim dan Kabir, yang maknanya Maha Tinggi, Maha Agung dan Maha Besar. Makna ini sekaligus menunjukkan sifat-Nya.
سَبِّحِاسْمَرَبِّكالْأَعْلَى
Sucikanlah nama Rabbmu Yang Maha Tinggi. [al A'la/87:1]
وَلِلَّهِالْمَثَلُالْأَعْلَىٰ
Dan Allah mempunyai sifat yang Maha Tinggi. [an-Nahl/16:60]
Jadi Allah merupakan zat yang maha tertinggi ,,,tiada yang bisa melebihi DIA(ALLASWT) dia diatas segalanya.
4.      konsep utama meluruskan islam diantaranya :
Konsep Dengan berpegang teguh kepada tauhidullah ummat dapat bersatu. Q.21: 92, Islam adalah ajaran Tauhid yang memiliki hanya satu ummat. Q.49: 13, konsep Islam tentang kesatuan manusia dengan menjadikan taqwa sebagai timbangan kemuliaan dan kehinaan manusia.
2.2Q.3: 64, konsep di luar Islam hanya membawa kepada kemusyrikan, menghasilkan perbudakan antara manusia. Q.16: 75-76, kehinaan ilah-ilah kaum musyrikin yang menjadi beban bagi penyembahnya. Q.39: 29, gambaran orang yang berada di dalam konsep syirik dibandingkan dengan konsep tauhid. Q.59: .., kamu kira musuh Allah itu bersatu padahal mereka bercerai berai.
Konsep yang baik. Karena membawa kepada ketaqwaan dan persatuan maka Islam merupakan konsep yang baik. Ibarat pohon yang baik, ia akan berakar dihati manusia yang suci (fitrah), kuat dan tertunjang dalam keyakinan dan kepribadian mereka. Kalimah yang baik melahirkan manusia yang membentuk peradaban mulia dan bermanfaat di dunia. Bila tiba masanya pohon Islam akan menghasilkan buah yang lezat lagi berkhasiat.
Konsep yang buruk. Karena membawa kepada kekufuran dan kemaksiatan, maka jahiliyah merupakan sumber masalah bagi manusia. Ia ibarat pohon yang buruk yang telah tercabut dari akarnya, kering kerontang, mudah hancur. Tidak memberikan buah kebaikan sama sekali bahkan menjadi sampah atau sumber penyakit. Dalil:
Q.14: 24-25, konsep syahadatain sebagai kalimah yang baik diumpamakan Allah bagaikan pohon yang baik, akarnya tertunjang ke bumi dan batangnya menjulang ke angkasa (tertanam baik di hati manusia karena selaras dengan fitrah). Pohon itu senantiasa memberikan buah yang baik di setiap musim karena setiap muslim dalam berbuat baik mengharapkan ridha Allah yang kekal dan pasti. Sistem tauhid ini menghasilkan manusia-manusia yang bermanfaat bagi dunia dan peradaban. Masyarakat tauhid ini tumbuh bagaikan pohon pula, lihat 48: 29.
Q.14: 26, konsep yang buruk ibarat pohon yang buruk. Tidak tertanam dalam hati dan jiwa manusia karena bertentangan dengan fitrah. Pribadi yang dihasilkan oleh sistem jahiliyah adalah kosong dan tidak berarti, hanya pandai bersifat lidah saja, berkata tetapi tidak diamalkan, lihat 2: 204-205. Perumpamaan lainnya adalah kayu yang tersandar. Kelihatannya kokoh tetapi sebenarnya rapuh. Ini contoh tentang munafiqin, lihat 63: 4.

 
5.      Perbedaan Kalimat Taqwa vs Kesombongan Jahiliyah
Kalimat Taqwa. Konsep Islam yang tinggi itu merupakan sumber ketaqwaan dan kebajikan. Mengucapkan saja ibadah, apalagi mempelajari, menghayati dan mengamalkannya. Hanya konsep inilah yang dapat membentuk pribadi taqwa dan akhlak mulia.
Kesombongan Jahiliyah. Selain konsep Islam maka konsep itu adalah jahiliyah hanya berupa slogan yang menunjukkan kesombongan dan kebanggaan orang-orang yang bodoh. Tak terbukti di dalam kenyataan, hanya teori-teori kosong yang dusta. Masyarakat yang dibentuknya menjadi masyarakat yang kufur dan bergelimang dalam maksiat.
6.      Tahapan berintraksi dengan syahadatein
a. Dua Kalimah Syahadah.
Syahadatain perlu dipelajari dan diketahui karena dua kalimah ini sebagai dasar bagi keseluruhan hidup manusia dan seluruh ajaran Islam.
 b. Cinta.
Mukmin mencintai dua kalimah syahadat sehingga nilai yang menjadi kandungannya tidak diterima sebagai beban. Cinta ini tumbuh dari kecintaan kita kepada Allah dan Rasul yang teramat sangat serta bara terhadap sembahan selain Allah. Cinta ini dilengkapi dengan cinta kepada Rasul yang menjadi pembimbing utama menuju kecintaan Allah dan cinta kepada Islam sebagai syarat untuk mendapatkan kecintaan Allah.
c. Ridha.
Ridha yaitu kerelaan diri untuk menerima program Allah sepenuhnya. Ridha hanya dapat lahir dari cinta yang sebenarnya. Ridha hanya dapat lahir dari cinta yang sebenarnya. Fenomena ridha adalah kelezatan iman dalam dada. Ridha wujud dalam tiga bentuk yaitu ridha kepada Allah sebagai Rabb, ridha kepada Islam dan ridha kepada Rasul.
d. Sibgah.
Cinta dan keridhaan kepada Allah, Rasul dan Islam mewarnai seluruh aspek kehidupan mukmin, menjadi sibghah dalam dirinya. Sibgah adalah iman yang merasuk sampai ke tulang yang tidak dapat lepas, bersifat suci, murni dan tidak bercampur dengan syirik walaupun setitik. Seorang yang hidupnya dalam sibgah Allah seluruh hidupnya merupakan ibadah atau pengabdian kepada Allah. Untuk mengaplikasikannya sibgah diperlukan:
• Pengenalan yang sebenarnya terhadap Allah dan interaksi denganNya dalam bentuk penghambaan.
• Pengenalan kepada Islam serta siap menghayati dan mengamalkannya baik dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Islam harus diperjuangkan sehingga tegak di bumi Allah.
• Pengenalan kepada Rasul Saw serta sedia mengikuti bentuk hidup beliau sesuai dengan kemampuan.
 e. Sibgah Hati.
Hati yang tersibgah adalah hati yang suci, bersih dan senantiasa berhubungan dengan Allah, siap menerima pimpinan dan bimbinganNya. Dalam hati ini terpancarlah aqidah yang sehat dalam keyakinan dan keimanannya. Aqidah yang benar dan sehat tersebut menjadikan muslim selalu berniat ikhlas dalam setiap langkah tindakannya. Niat adalah dasar ibadah, sama ada diterima atau ditolak ibadah seseorang ditentukan oleh niatnya.
 f. Sibgah Akal.
Akal tersibgah senantiasa bertafaqquh fiddien. Aktif memikirkan kejadian langit, bumi dan segala isinya, mempelajari semua fenomena alam sebagai tanda-tanda kebesaran Allah dibimbing oleh wahyunya.
Dari akal yang selalu menyingkap rahasia fenomena alam ini lahirlah fikrah Islam, yaitu pemikiran atau idea yang merupakan aplikasi ajaran Islam yang bersumberkan kepada Kitabullah dan bimbingan Rasul. Fikrah yang Islami menjadikan muslim memiliki suatu program yang benar dalam menghadapi kehidupan. Program kehidupannya mampu menegakkan ajaran Allah (Al Islam).
g. Sibgah Jasad.
Jasad yang tersibgah senantiasa dipelihara kesehatan dan kekuatannya. Jasad ini dibangun dengan berbagai cara agar mampu mengikuti jejak hidup Rasulullah Saw. Dapat melakukan aktifitas atau bekerja sesuai bimbingan Allah dalam kitabullah. Menjadi wujud yang nyata dari Aqidah dan fikrahNya. Dapat melaksanakan bimbingan dan pimpinan Allah baik untuk individu maupun masyarakat sesuai dengan kemampuannya. Pelaksanaan ini berdasarkan niat yang ikhlas dan program yang digariskan.
 
7.       Allah pemilik otoritas
Allah pemilik otoritas adalah Hak memerintah dan memimpin ada di Tangan Allah, bukan yang lain, jadi hak Allah, Kalau ada manusia yang mengaku punya otoritas maka ia dapat disebut syirik.
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar